Rabu, 20 Mei 2015

Dibalik Gagalnya Pendakian Massal


Keramaian disana-sini, semua panitia sibuk dengan job describenya masing-masing. Tak terasa hari H sudah datang, semuanya begitu cepat sekali. Tepat hari ini, 16 Mei 2015 UKM KAMAPALA Universitas PGRI Semarang berencana melaksanakan kegiatan Pendakian Massal.
Memang Pendakian Massal ini baru beberapa kali terlaksana dan ada di program kerja KAMAPALA. Pada Pendakiaan Pertama kami melaksanakan di Gunung Ungaran pada tahun 2010, Pendakian kedua dilaksanakan di Gunung Merbabu tahun 2014, dan yang ketiga kami laksanakan di Gunung Merapi tahun 2015.
Mungkin sudah banyak orang yang tahu Gunung Merapi. Gunung yang mempunyai ketinggian 2.968 mdpl merupakan gunung berapi yang ada pada bagian tengah pulau jawa dan gunung ini merupakan gunung api yang teraktif di Indonesia. Gunung Merapi ini berada di Kabupaten Sleman dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sisi selatan,  sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang pada sisi barat, sisi utara dan timur di kabupaten Boyolali, serta di sisi tenggara pada kabupaten Klaten. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali, dan terakhir meletus pada tahun 2010. Kota Magelang dan kota Yogyakarta adalah

kota besar terdekat dari gunung Merapi yang hanya berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih banyak pemukiman warga hingga ketinggian 1700 m dan hanya berjarak 4 km dari puncak.
Kembali ke tujuan kita yaitu Pendakian Massal, tak hanya dari Pencinta Alam yang berpartisipasi dalam mengikuti acara ini tetapi juga mereka yang notabennya bukan Pencinta Alam (mahasiswa biasa). Acara ini memang kami tujukan untuk umum, karena kami tahu sekarang banyak orang-orang yang ingin senang mendaki gunung tetapi tetap mengerti safety procedure dan tetap menjaga kebersihan alam.
Diluar dugaan kami peserta yang mendaftar Pendakian Massal di luar target, yang awalnya hanya 70 menjadi 85 peserta dari berbagai macam kampus, bahkan ada yang luar kota semarang.
Siang ini persiapan kamipun sudah lengkap tinggal berangkat menuju tempat, tapi sebelum menuju lokasi kami melaksanakan upacara pemberangkatan. Sayangnya upacara kali ini pembiana dan wakil rektor 3 tidak bisa menghadiri acara kami karena ada urusan. Sebagai gantinya Mas Hatta selaku Tetua dan juga Dewan Adat KAMAPALA yang mewakili pembina, dalam amanatnya beliau berkata “kamu tidak bisa menaklukan alam, tetapi kamu harus bekerja sama dengan alam” sungguh pesan yang begitu berarti.
Karena tak ingin membuang waktu kami segera meluncur menuju Gunung Merapi, karena perjalanan Semarang-Boyolali memakan waktu hampir 3 jam. Kami akan melakukan pendakian via Selo, Boyolali untuk mencapai basecamp pendakian kami harus melewati jalan yang berbelok-belok.
Hampir jam 17.30 WIB kami tiba di kapolsek selo, kami segera turun melapor kepada kapolsek setempat dan memberikan surat izin bahwa kami akan melaksanakan Pendakaian Massal. Salah satu warga menghampiri kami dan bertanya akan mendaki gunung mana, karena jalur ini tak hanya menuju Gunung Merapi tetapi juga Gunung Merbabu. Kami menceritakan kemana kami akan mendaki, tanpa diduga bapak itu menceritakan bahwa tadi sore sekitar pukul 15.00 WIB ada salah satu pendaki yang jatuh ke kawah Gunung Merapi. Tak ingin kecewa kami memastikan kebenaran berita itu langsung dari polsek setempat, dan ternyata benar ada salah satu pendaki yang berasal dari kota Yogyakarta dan mahasiswa Admajaya terjatuh dari puncak garuda ke kawah Merapi.
Serta merta kami menghubungi seluruh panitia dan juga pihak basecamp Barameru untuk mengkonfirmasi keadaan. Pendakian Massal ini pun gagal kami lakukan karena kejadian itu, tak ingin mengecewakan peserta Pendakian Massal kami tetap melanjutkan perjalanan menuju basecamp barameru. Kami tak mungkin melanjutkan pendakian, karena jalur pendakian harus steril dan tak ada pendaki yang naik untuk mempermudah pengevakuasian korban. Kami hanya stand bay di salah satu rumah warga yang memang sengaja kami sewa jauh-jauh hari untuk transite.
Sesampainya kami ditempat transite itu, pengelola basecamp pendakian Barameru memberi arahan dan pengertian kepada peserta Pendakian Massal untuk tidak kecewa karena gagal mendaki. Syukurnya peserta Pendakian Massal bisa mengerti keadaan, dan kami memberi kebebasan untuk mereka melakukan aktivitas hanya dengan sebatas New Selo saja.
Mentari pagi ini begitu cerah, peserta Pendakian Massal tak ingin melewatkan moment Sunrise dari New Selo dan mereka masing-masing mengabadikan moment itu dalam kamera masing-masing.
Sarapan selesai, packing barang-barang selesai sekarang saatnya kita melanjutkan perjalanan pulang ke basecamp KAMAPALA Universitas PGRI Semarang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar