Minggu, 22 Januari 2012

Bermandi Hujan di Gunung Slamet

GunungSlamet

Ketinggian
3.428 meter (- kaki)
Daftar
Ribu

Lokasi
Lokasi Banyumas dan Pemalang, Jawa Tengah Indonesia

Koordinat
7°14′30″LS,109°12′30″BT

        Gunung Slamet itulah biasa masyarakat menyebutnya. Kenapa sebuah gunung yang gagah itu disebut Slamet? Belum ada asal usul mengenai nama tersebut. Tetapi gunung yang gagah itu telah banyak memberi penghidupan bagi penghuninya dan masyarakat sekitar Gunung Slamet.
         Gunung Slamet (3.428 mdpl) adlah gunung berapi aktif yang terletak di pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Jawa Tengah. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
       Jalur pendakian Gunung Slamet tidak Cuma satu, tetapi yang biasa di lewati adalah julur bambangan, desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja Purbalingga. Ada juga jalur yang bisa mengasah adrenalin kita yaitu jalur Baturraden, Purwokerto. Tetapi jalur ini biasa dilalui oleh pendaki yang suka dengan kegiatan ekstrem.
       Mendaki gunung memang mengasikkan, apalagi bisa sampai hal yang dituju biasa disebut puncak. Seorang pendaki dapat sampai puncak memilki kepuasan tersendiri. Tetapi sebenarnya hal yang lebih mengasikkan adalah perjalanan kita saat mendaki gunung. Memang jarang orang sadar bahwa hal yang menyenangkan adalah saat perjalanan. Di dalam perjalanan banyak sekali rintangan untuk menuju tujuan pendakiaan yaitu puncak. Hal itulah yang kami rasakan saat mendaki dan menuruni Gunung Slamet.
        Perjalanan kami dimulai hari Jum’at tanggal 30 Desember 2011. Aku bersama dua temanku yaitu Udin dan satunya lagi Laela, dia adalah satu-satunya cewek dalam perjalanan kali ini. Pendakian ini sudah lama kami rencanakan sekalian untuk merayakan pergantian tahun dan njuga memperingati hari ultahnya Laela yaitu bertepatan tanggal 1 Januari. Rencana ini banyak yang mau ikut, tetapi hanya kami yang melaksanakannya. Sebelum berangkat, seperti biasa kami kumpul dirumah kecil kami base camp KAMAPALA. Dirumah inilah kami mempersiapkan segala sesuatunya dalam perjalanan.
         Sambutan alam yang mengasikkan telah dimulai. Tangisan bidadari dari surge telah menyambut perjalanan kami. Hamper saja kami dikalahkan oleh hujan. Melihat persiapan yang cukup matang kami tetap melanjutkan perjalanan. Kami keluar dari base camp sekitar jam 16.00 WIB (Waktu Insya Allah Berubah) he….he…. 4 jam di sepanjang perjalanan kami bermandi air hujan. Jam 22.00an waktu setempat kami tiba di kota Pemalang, dinner di Alun-alun Pemalang sekaligus istirahat sejenak. Setelah dirasa istirahat cukup kami lanjut perjalanan.
        Dari kota Pemalang kami melaju motor kami menuju Randudongkal, disepanjang perjalanan jalanan sunyi. Setelahh melewati Randudongkal tujuan selanjutnya adalah Moga. Dari Moga ke Bambangan ini jalanan lebih sunyi senyap lagi karena disini sudah mulai mendekati lereng gunung Slamet. Ini pertama kali kami mendaki gunung Slamet jadi kami belum tau pasti jalanan menuju bambangan, kami percayakan kepada Allah. Waktu hamper mendekati tengah malam, berkat Allah kami diberi kesempatan untuk melanjutkan perjalanan yaitu dengan keluarnya bapak dari rumah untuk meronda, sehingga kami bisa bertanya mengenai jalan menuju ke Bambangan.
Desa terakhir telah terlihat, kamipun merasa senang karena kami bisa juga sampai di Bambangan. Ternyata bukan kami saja yang ingin mendaki gunung Slamet. Basnyak juga teman-teman yang akan mendaki, mereka kebanyakan dari Jakarta, Bekasi, Orang Sunda, Yogjakarta dan lain-lain daerah, yang terpenting adalah bahwa waktu itu ramai banyak orang.

       Perjalanan pendakian pagi setelah semalam beristirahat sejenak untuk mengisi tenaga. Perjalanan tanpa ada kendala apapun hanya rintikan hujan saat kami beristirahat dipos 1. Hujan yang tak deras tapi yang juga kunjung reda. Dari pos 1 sampai pos 5, perjalanan hanya bias melihat rimbunnya hutan. Rintik-rintik air membasahi daun-daun menambah keindahan bagi perjalanan kami. Jalan setapak tak lagi Nampak sebagai jalan yang layak untuk dilewati hanya lumpur yang tersisa. Semua itu tak menyurutkan langkah kami, malah membuat kami lebih semangat. Angin dingin menerobos melewati sela-sela jas hujan yang kami pakai. Dingin sudah mulai terasa. Sampai di pos 5 kami tentukan untuk beristirahat semalam disitu, kemudian melanjutkan perjalanan kepuncak keesokan harinya.

        Pagi telah tiba begitu cepatnya. Perjalanan dilanjutkan. Dari pos 5 sampai pos 7 suasana hamper seperti perjalanan dari pos 1 sampai pos 5, tetapi hutan dari pos 5 ke pos 7 kelebatannya berkurang karena vegetasi mendekati batasnya. Batas vegetasi adlah pos 8. Dari pos 8 hanya ada batu kerikil yang beranekaragam bentuk dan ukuran. Bebatuan disini labil sehingga sedikit hati-hati dalam berjalan.

     Puas melihat puncak saatnya untuk perjalanan turun. Perjalanan turun tak jauh beda, hujan yang siap menemani langkah kaki inci demi inci. Traqk ada sisa yang kami tinggalkan hanya jejak yang lambat laun tersapu oleh air hujan dan kenangan yang tersimpan dalam lukisan foto dan goresan kenangan dalam otak.
Slamet gunung yang mengasikan dan penuh akan misteri dan kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar